JAKARTA - Inovasi lumpur Lapindo dan kelapa sawit menjadi sorotan Tim Resawara 64 yang terdiri dari mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Inovasi tersebut juga mampu mengatasi masalah tingkat kekesatan aspal pada jalan yang rendah, yang acap kali menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Menyikapi kondisi tersebut, tim mahasiswa dari Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginisiasi ide modifikasi pembuatan laston lapis aus untuk menambah kekuatan dan kekesatan jalan aspal.
Ketua tim Reswara 64 ITS Bahrul Ilmi Mubarak mengungkapkan, ide ini juga didasarkan adanya bahan penyusun aspal yang pada umumnya dapat menyumbangkan emisi yang cukup besar.
“Jadi kami menginovasikan penggunaan limbah serat kelapa sawit dan lumpur panas Sidoarjo sebagai bahan tambahan penyusun lapisan aspal,” ungkap pemuda asal Kabupaten Paser, Kalimantan Timur tersebut, dikutip dari laman ITS, Selasa (5/3/2024).
Bahrul menjelaskan, emisi yang dihasilkan jalan berbahan aspal dapat berasal dari beberapa tindakan atau kejadian pada fisik jalan aspal itu sendiri.
Contohnya, ketika permukaan jalan aspal terkena paparan radiasi matahari dapat meningkatkan lonjakan produksi gas karbon dioksida (CO2) sebanyak tiga kali lipat.
“Proses pemeliharaan dan perkerasan pada jalan aspal juga turut menyumbang emisi yang cukup besar,” ungkap mahasiswa angkatan 2021 ini.